Kemiskinan dan kebodohan merupakan dua penyakit ummat yang disebabkan karena mereka jauh dari agamanya. Maka solusinya adalah mengajak ummat kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Rasululah SAW pernah bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ نَبِيّهِ. ابن عبد البر
“Telah aku tinggalkan di tengah kalian dua perkara. Sungguh kalian tidak akan tersesat bila berpegang kepada keduanya, yakni kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah nabi-Nya (As-Sunnah).“[HR Malik]Al-Qur’an menghasung ummat untuk bekerja keras dan menjanjikan derajat sesuai dengan prestasi kerjanya.
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. [QS. Al-An'aam : 132].Juga firman Allah :
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلا
Katakanlah, “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. [Al-Israa' : 84].Bahkan Rasulullah SAW pernah mengingatkan akan adanya dosa yang tidak bisa ditebus kecuali dengan bekerja keras untuk memberi nafkah kepada keluarga. Di sisi lain dalam konteks ilmu, Allah melarang ummat untuk beramal tanpa ilmu [QS Al Isra' 17: 36]
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.Sedang Rasululah SAW sendiri dalam banyak hadits menghasung ummat untuk menuntut ilmu. Bahkan beliau menilai sebaik-baik manusia adalah mereka yang belajar dan mengajar Al-Qur’an. [HR Tirmidzi]
Andaikata ummat Islam faham dan mengamalkan tuntunan di atas, maka mereka akan terbebas dari kemiskinan dan kebodohan, apalagi kalau mereka mengamalkan kehidupan berjama’ah. Rasulullah SAW menggambarkan orang beriman itu bagaikan satu bangunan, satu dengan yang lain saling menguatkan..
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. متفق عليه
Orang mu‘min satu dengan yang lain seperti satu bangunan yang saling kuat-menguatkan. [HR. Muttafaq 'alaih]Dengan pola kehidupan seperti ini kekuatan ummat akan terhimpun dan terkelola dengan baik, sehingga persoalan ummat lebih mudah diatasi, ketergantungan kepada bangsa lain dapat dihindari, dan produktivitas lebih mudah ditingkatkan. Semoga Allah lempangkan jalan bagi ummat untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, untuk hidup berjama’ah, dan meningkatkan produktivitas, sehingga terbebas dari kemiskinan dan kebodohan, aamiin.
Oleh : Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina
Ketua Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
Ketua Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Beri Komentar demi perkembangan blog ini....
Terima kasih