MENGUKUR KETENANGAN JIWA
Segala puji bagi Allah atas berbagai macam
nikmat yang Allah berikan. Shalawat dan salam atas suri tauladan kita Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para
pengikutnya.
Untuk mencapai ke arah jiwa
yang tenang, ia bukan suatu yang mudah dan bukan pula suatu yang mustahil.
Untuk mendapatkannya ia perlu diusaha, dilatih bersungguh-sungguh secara
berterusan dan aktif setiap hari melalui proses bimbingan dan panduan ke atas
diri individu seperti membina sikap positif, sebagai contoh ”bertafakur“,
seseorang memerlukan suasana yang tenang dan sunyi. Fikiran dikosongkan
daripada peristiwa hidup. Senantiasa mengingati kuasa Tuhan. Tubuh badan berasa
santai dan rehat secara fizikal dan emosional. Insya Allah jika diusahakan akan
berjaya.
Selain dari pegangan dan
amalan agama boleh membantu individu mendapatkan ketenangan. Agama memberi
kekuatan iman dan keteguhan jiwa dengan adanya kepercayaan kepada kuasa dan
pertolongan Tuhan. Dalam Islam sembahyang lima waktu dan
sembahyang sunat boleh melegakan fikiran serta memberi harapan kepada individu
berkenaan.
Wirid, berzikir, membaca
Al-Quran boleh membantu menenangkan hati. Nikmat yang dapat dirasai melalui
perkara-perkara tersebut ialah ketenangan batin dan ketenteraman jiwa.
Pengalaman rohaniah ini membina kekuatan iman. Zikir mengajar individu supaya
bertaqwa kepada Tuhan.
Firman Allah dalam surah Ar-Ra’du ayat 28
الَّذِينَ
آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Maksudnya: ”Orang-orang yang beriman menjadi tenteram
dengan mengingati Allah, ingatlah bahawa dengan mengingati Allah itu
tenteramlah hati. “
Sebenarnya hati orang-orang yang beriman itu senang dan
tenteram kerana selalu mengingati Allah diwaktu ditimpa malapetaka. Mereka
ingat kepada Allah dan cepat insaf dan memeriksa kekhilafannya agar dapat
diubahnya dimasa akan datang. Oleh sebab itu hilanglah dukacitanya berganti
dengan gembira dan mengharapkan kurniaan Allah.
Begitu juga jika mereka
mendapat anugerah (nikmat), mereka tidak sombong, malahan mengucapkan terima
kasih kepada Allah. Sebab itu hati orang-orang yang beriman itu senang dan
tenteram baik diwaktu susah ataupun gembira. Kesenangan hati itu ialah
kebahagiaan yang sebenarnya. Sebab itu dalam Islam amat dipentingkan sekali
menegakkan sembahyang lima kali
sehari semalam kerana dalam sembahyang itulah kita mengingati Allah dan
membersihkan jiwa. Nabi mengatakan bahawa sembahyang itu tempat ketenangan
jiwanya dan kesenangan hatinya. Oleh yang demikian senanglah hati menghadapi
segala kemungkinan dan kesulitan dalam masyarakat hidup di dunia ini.
Firman Allah dalam surah Al-Fajr ayat 27-30:
يَا
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ إرْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً
مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي
فِي عِبَادِي وَادْخُلِي
جَنَّتِي
Artinya:
”Wahai orang yang mempunyai jiwa yang
sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya, kembalilah kepada
Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuasa hati (dengan segala nikmat yang
diberikan), lagi diredhai (disisi Tuhanmu), serta masuklah engkau dalam
kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia, dan masuklah ke dalam syurgaku.
“
TOLAK UKUR KETENANGAN JIWA
1. Ketenangan
jiwa yang tidak tergoyahkan ( Istiqomqh)
Jadi muslim yang beristiqamah adalah muslim yang selalu
mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun.
Istiqamah bukan hanya diperintahkan kepada manusia biasa saja,
akan tetapi istiqamah ini juga diperintahkan kepada manusia-manusia besar
sepanjang sejarah peradaban dunia, yaitu para Nabi dan Rasul. Perhatikan ayat
berikut ini;
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya:
“Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada
jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang
telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. Hud:112)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ أُولَئِكَ
أَصْحَابُ الْجَنَّةِ
خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S Al Ahqof :13-14).
2. Tenang
bila berdzikir kepada Alloh, SWT.
Kecemasan akan menjauhi orang yang selalu
berdzikir karena merasakan Allah Swt selalu dekat dengan-Nya.”Ingatlah,
dengan berdzikir kepada Allah hati akan tenang” (Q.S. 13:28). Dzikrullah akan membawa
ketenangan batin karena ingat kepada Allah berarti ingat akan kekuasaan-Nya.
Masalah seberat dan sebesar apa pun, sangat kecil dalam pandangan Allah. Orang
yang berdzikir akan merasa malu pada Alloh sehingga tercegah untuk berbuat yang
dapat membuat-Nya murka dan sebaliknya selalu berupaya melakukan amal saleh. Ia
akan malu jika tidak shalat, tidak mengeluarkan zakat, tidak berpuasa, tidak
naik haji padahal mampu, tidak berjuang membela agama Allah. Ia akan malu jika
mengabaikan seruan Islam untuk berjihad, berinfak, bersedekah, berdakwah. Ia
akan malu jika diam saja ketika banyak saudara seimannya yang menderita,
dizhalimi musuh-musuh Allah.
Orang yang selalu dzikrullah di mana saja ia
berada, dalam keadaan sendiri ataupun bersama orang lain, dan dalam kondisi apa
saja, akan mendapat perlindungan-Nya. Sabda Nabi Saw, “Orang yang
bangun di pagi hari hanya dengan Allah di dalam pikirannya, maka Allah akan
menjaganya di dunia ini dan di akhirat”.
3. Terbebas
dari rasa takut dan sedih
Manusia dalam hidupnya selalu merasa takut dan sedih, oleh karena itu ia
akan ditimpa rasa gelisah, susah dan pesimis. Dimana jika dibiarkan
berlarut-larut, bukan saja menimbulkan efek buruk bagi hati, lebih dari itu, ia
akan membinasakan jasmani secara perlahan. Kelak manusia akan menghadapi
siatuasi yang kacau balau saat-saat menghadapi hari perhitungan (yaum al
hisab), ketika amal manusia ditimbang (mizan), saat nasib manusia ditentukan
masuk surga atau neraka. Hanya Dia yang bisa memberi rasa aman. Pada saat itu
hanya hamba-Nya yang mukmin saja yang akan mendapatkan rasa aman.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا
تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا
وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ ﻣ
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ
فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami adalah Allah’,
kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, maka malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan, ‘janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih. Bergembiralah kamu (dengan memperoleh) surga yang telah dijanjikan oleh
Allah kepadamu. Kami pelindung-pelindung pada kehidupan di dunia dan akhirat.
Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu
minta." (QS. Fushshilat: 30-31).
Klik aku di sini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Beri Komentar demi perkembangan blog ini....
Terima kasih