VALENTINE
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
dan Maha Pemurah, yang Mencipta semua ilmu sejak dari azali hingga kekal abadi,
dan yang menyimpan semua ilmu itu dalam diri-Nya. Dialah sumber dan sebab
musabab penciptaan segala yang wujud ini.
Segala puji bagi Allah yang menurunkan Al-Qur’an dan
menjelaskan sebab-sebab Al-Qur’an itu diturunkan, yaitu sebagai peringatan dan
petunjuk bagi manusia. Diturunkannya Al-Qur’an kepada hamba-Nya juga untuk
membimbing mereka ke jalan yang benar dan dijadikan-Nya Islam sebagai agama
yang diridhoi-Nya.
Shalawat dan salam kepada kekasih-Nya Nabi Muhammad SAW
yang Ia sendiri mengajar kekasih-Nya itu. Beliaulah Rasul dan Nabi terakhir
yang diutus untuk semua manusia di bumi ini agar membimbing ke jalan yang lurus
dan benar. Serta mengeluarkan mereka dari jalan yang sesat dan gelap. Beliaulah
Nabi paling mulia dan dimuliakan serta disebut-sebut dalam kitab-kitab
terdahulu. Pewarisnya adalah pembimbing bagi insan yang ingin mencari ridlo
Allah. Para sahabatnya adalah orang-orang pilihan-Nya
dan semoga keridhoan Allah kepada ruh-ruh mereka sekalian.
أنَّ النَّبِيَّ ص م: قَالَ لَتَتَّبَعُنَّ
سَـنَنَ مِنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍوذِرَاعًابِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ
سَلَكُوْاحُجْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ.
Sesungguhnya
Nabi SAW bersabda:
“Kalian
benar-benar akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi
sejengkal dan sedepa demi sedepa. Hingga, sekiranya mereka masuk ke dalam
lubang biawak pun, niscaya kalian akan turut memasukinya”.
(Muttafaq
Alaih dari Abu Said al-Khudri).
Pada kesempatan ini penulis membahas Valentine karena hari
Valentine itu tak ada kaitannya dengan Islam dan yang mengikutinya pasti akan
tersesat, sepertinya sudah menjadi bagian hidup masyarakat masa kini. Pintu
kerusakan telah terbuka terutama bagi para remaja dan masyarakat awam pada
umumnya. Seolah kasih sayang hanya tertumpah pada satu hari itu, yang kurang
berarti dan semau sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
1.
Definisi
Valentine Day Secara Istilah
Hari yang tak ada tuntunannya dalam Islam
dan sama sekali tak membawa kebaikan di kalangan para pemuda Islam, yang
merayakannya pun kebanyakan dari kaum Nasrani. (Muhammad Shalih Al-Munajjid,
2009)
2.
Definisi
Valentine Day Menurut Pendapat Beberapa Ulama
a. Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsainin beliau berkata:
“Merayakan Valentine Day tidak diperbolehkan karena beberapa alas an”. Pertama,
termasuk salah satu hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya dalam
syariat Islam.” Kedua, dapat menyibukkan hati dengan hal-hal yang tidak berguna
dan sangat bertentangan dengan petunjuk para salafus shaleh. Oleh karenanya,
tidak dibolehkan mengadakan acara apapun dari syi’ar syi’ar hari raya mereka,
baik dalam bentuk makanan, minuman, pakaian, saling tukar hadiah, atau yang
lainnya. Setiap muslim hendaknya bangga dengan agamanya dan menjadi orang
mempunyai pegangan dan tidak hanya ikut-ikutan”. Allahua’lam.
b. Menurut Syaikh Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Jibrin berkata : “Tidak
boleh merayakan hari raya bid’ah semacam ini, sebab ia termasuk bid’ah yang
diadakan dan tidak ada dalilnya dalam syari’at.”
Hal ini masuk dalam kategori hadits Aisyah bahwa Nabi bersabda
:
مَنْ
أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَ هَذَامَالَيْسَ مِنْهُ فَهُوَرَدٌّ
“Barang siapa mengada-ada (sesuatu) dalam urusan (agama) kami
ini, padahal bukan termasuk bagian di dalmnya maka ia tertolak”.
c. Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah berkata : “setiap muslim diharamkan membantu
penyelenggaraan hari raya tersebut dan hari raya lainnya yang diharamkan dengan
suatu apapun, baik berupa makanan , minuman, penjualan, pembelian, produk
hadiah, surat, iklan, dan
sebagainya. Karena semua ini termasuk tolong menolong dalam perbuatan dosa dan
permusuhan serta bermaksiat kepada Allah dan Rosul-Nya. Wajib bagi setiap
muslim berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah di segala kondisi,
lebih-lebih pada saat-saat terjadinya fitnah dan banyak kerusakan. Hendaknya ia
waspada agar tidak terjerumus dalam kesesatan orang-orang yang tidak
mengharapkan kehormatan dari Allah dan tidak menghormati Islam. Seorang muslim
juga hendaknya kembali kepada Allah dengan memohon petunjuknya dan keteguhan di
atasnya. Sebab, tidak ada yang dapat memberi petunjuk selain Allah dan tidak
ada yang dapat memberikan keteguhan selain Allah. Hanya Allahlah yang kuasa
memberikan petunjuk” (Al-Munajjid, 2009 : 160-162).
B.
DALIL
TENTANG VALENTINE
1. Dalil dari Al-Qur’an
Allah SWT berfirman :
وَلا تَقْفُ مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنََّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.
Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggung jawabannya”. (Al – Isra’ : 36).
Allah SWT berfirman :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى
الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ
وَتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, Sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya”. (Al- Maidah : 2).
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, Sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya”. (Al- Maidah : 2).
Allah SWT berfirman:
وَلا تَكُونُوا
كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ
مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ
عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai
berai
dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas.
Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat adzab yang berat.”
(Ali - Imron : 105).
dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas.
Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat adzab yang berat.”
(Ali - Imron : 105).
2. Dalil dari Al Hadits
Rosulullah SAW bersabda:
اِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْدًا وَاِنَّ هَذَا
عِيْدَنَا
“Sesungguhnya setiap kaum itu memiliki hari raya, dan ini adalah
hari raya kita (H.R. Al-Bukhori dan Muslim)
Rosulullah SAW bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan
mereka. “ (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
Rosulullah SAW bersabda :
إِذَا أحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ
أَنَّهُ يُحِبُّهُ
“Jika seseorang mencintai saudaranya (seiman) hendaklah ia
memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya”. (H.R. Abu Dawud dan At
–Tirmidzi)
C.
SEJARAH
VALENTINE DAY
Valentine day termasuk salah satu hari raya
penyembahan berhala (paganisme) bangsa romawi. Karena saat itu, paganisme
mendominasi bangsa Romawi lebih dari tujuh belas abad. Ia merupakan ungkapan
cinta tuhan menurut paham paganisme Romawi.
Hari raya paganisme ini memiliki mitos yang
berkelanjutan dikalangan bangsa Romawi dan pewaris mereka dari kalangan Kristen.
Di antara mitos yang paling masyhur adalah kepercayaan bahwa suatu hari
Rommelios, pendiri kota Roma, di
susui oleh seekor srigala hingga serigala itu memberinya kekuatan dan
keunggulan pikiran.
Akhirnya, bangsa Romawi pun selalu
memeringati peristiwa ini dengan perayaan yang besar pada pertengahan bulan
Februari dalam setiap tahun. Gambarnya adalah sebagai berikut :
Pada perayaan itu di sembelih seekor anjing
dan seekor kambing. Lantas dua orang pemuda yang berotot meminyaki tubuh
keduanya dengan darah anjing dan kambing tersebut. Kemudian, keduanya mencuci
darah itu dengan susu. Sesudah itu, lewatlah arak-arakan pawai dalam jumlah
besar dimana kedua pemuda tadi berada di bagian depan mengelilingi jalan-jalan.
Kedua pemuda itu membawa dua potongan kulit yang digunakan untuk menyentuh
siapapun yang mereka jumpai. Para perempuan muda Romawi
pun berebut untuk menyambut sentuhan kulit itu karena mereka percaya bahwa
sentuhan tersebut dapat mencegah dan menyembuhkan kemandulan (Shalih Al-
Munajjid, 2009 : 138-139).
Selain itu, tradisi mengirim kartu
Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan santo valentine. Pada
tahun 1415 M,
Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja
mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya
di Prancis. Oleh Goffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkan
dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya.
Adapun Cupid (berarti : the desire), Si
bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah adalah
putra Nimrod “The hunter dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena itu begitu
rupawan sehingga diburu banyak perempuan bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya
sendiri pun tertarik sehingga melakukan incets (secara harfiah berarti hubungan
seks antara saudara kandung) dengan anak kandungnya itu (Rizki, 2005)
D.
RITUAL
VALENTINE DAY
Ritual-ritual Valentine Day
diantaranya adalah :
1.
Menampakkan kebahagiaan dan kegembiraan
sebagaimana pada hari raya lainnya.
2.
Saling memberikan bunga mawar merah
(merah jambu). Hal itu sebagai ungkapan cinta atau kasih sayang yang merupakan
cinta tuhan menurut para penyembah berhala (paganisme) dan cinta menurut
orang-orang Kristen. Karena itulah ia dinamakan (menurut mereka) hari raya
orang-orang yang dilanda rindu.
3.
Membagi-bagikan kartu ucapan selamat
bergambarkan cupid. Cupid adalah gambar bayi bersayap dua serta membawa busur
dan anak panah. Ia merupakan dewa cinta bagi umat paganis bangsa Romawi.
4.
Saling memberikan ungkapan kasih sayang,
kerinduan dan cinta pada kartu ucapan selamat dalam bentuk puisi, prosa, atau
pun kalimat-kalimat pendek. Di sebagian kartu ucapan selamat tersebut juga
terdapat gambar dan ungkapan-ungkapan yang lucu dan jenaka. Yang paling banyak
ditulis ungkapan To be My Valentine”.
5.
Dibanyak negeri Kristen diadakan pesta
dansa sehari semalam yang penuh dengan ikhtilat (campur baur antar lawan
jenis). Banyak diantara mereka yang memberikan hadiah seperti bunga mawar dan
kotak-kotak coklat kepada teman sejawat, rekan, dan orang-orang yang mereka
cintai (Al-Munajjid, 2009:142).
Setelah memperhatikan berbagai mitos
seputar hari raya Valentine yang telah dipaparkan di depan dapat diambil
beberapa hal sebagai berikut:
1.
Asal perayaan ini ialah kepercayaan
paganisme pada bangsa Romawi untuk mngungkapkan kecintaan kepada tuhan, yaitu
sebuah berhala yang mereka sembah selain Allah. Oleh karena itu, barang siapa
yang merayakan upacara kesyirikan untuk menyembah berhala-berhala. Allah SWT
berfirman:
إِ نَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظََّالِمِينَ
مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seseorang penolong pun” (Al-Maidah :
72).
2.
Dengan berkembangnya hari raya ini pada
bangsa Romawi terkait erat dengan mitos-mitos yang sama sekali tidak bisa
diterima oleh akal sehat, terlebih lagi akal seseorang muslim yang beriman
kepada Allah dan para Rasul-Nya.
Apakah masuk akal apabila ada seekor srigala yang menyusui
seorang pendiri kota Roma dan
memberinya kekuatan serta keunggulan pikiran, berdasarkan apa yang menyelisihi
akidah seorang muslim? Sesungguhnya yang bisa memberikan kekuatan dan
keunggulan pikiran hanyalah Allah, bukan air susu seekor srigala.
3.
Salah satu syi’ar buruk pada hari raya
bangsa Romawi ini ialah penyembelihan anjing dan kambing kemudian setelah itu
melumurkan darahnya kepada dua orang pemuda. Hal ini tidak sesuai dengan fitroh
yang lurus dan tidak bisa diterima oleh akal sehat.
4.
Orang-orang Kristen sendiri masih
meragukan keterkaitan Santo Valentino dengan hari raya ini. Dahulu, umat
Kristen menolak hari raya paganisme yang mereka adopsi dari kaum paganis.
Lantas bagaimana dengan kaum muslimin yang diperintahkan untuk menyelisihi
orang-orang Kristen maupun bangsa paganis sebelum mereka.
5.
Pada masa dahulu, perayaan hari ini telah
dihapuskan oleh para pendeta Kristen di Italia, benteng katolik Roma, karena
didalamnya terdapat unsur penyebaran akhlak yang tercela dan mempengaruhi akal
pemuda dan pemudi.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kaum muslimin
meninggalkannya, mewaspadainya dan menegakkan amar makruf nahi munkar
terhadapnya. (Al – Munajjid 2009).
Valentine’s Day nampaknya ingin menyaingi
hari raya Idhul Fithri. Ketika seluruh Umat Islam menumpahkan kasih sayang dan
saling memaafkan kepada handai tolan dan kerabat terdekat mereka. Berbeda
dengan Valentine’s day, yang prakteknya merupakan tindakan asusila terhadap
lawan jenis yang haram (umumnya di sebut pacar). Momen kasih sayang dalam
ajaran Islam bukan hanya terjadi pada Idhul Fithri saja, tetapi setiap hari dan
setiap waktu umat islam diajari untuk saling mengasihi dan menyayangi sesama
saudaranya seiman.
E.
HARI
VALENTINE DI INDONESIA
Tidak ada satu catatan pun yang bisa
dijadikan patokan kapan hari Valentine ini mulai dinyatakan di Indonesia.
Bisa jadi sejak masuknya penjajah Portugis atau Belanda yang awalnya dirayakan
hanya dalam lingkup terbatas di dalam benteng atau kompleks militer mereka,
yang kemudian meluas lewat orang-orang pribumi yang bekerja pada mereka atau
lewat cara lainnya.
Yang jelas sejak tahun 1980-an perayaan
hari Valentine ini semakin memprlihatkan kemeriahan. Di masa itu, telah
memasuki bulan Februari, rak-rak yang berjajar di toko buku sudah mulai diisi
beragam-ragam kartu ucapan Valentine’s Day, demikian juga toko-toko souvenir
yang mulai memasang aneka kado bertema Valentine’s Day. Beberapa Mall dan
supermarket saat memasuki bulan Februari juga sudah mendekor seluruh ruangan
dengan warna-warna pink dan biru lembut, dengan hiasan-hiasan berbentuk hati
dan pita di mana-mana.
Pada malam harinya, di jalan-jalan umum,
bioskop-bioskop, atau di kafe-kafe yang mulai menjamur di kota-kota besar
seperti Jakarta, pasangan-pasangan
muda terlihat begitu mesra. Yang perempuan sengaja mengenakan busana yang
didominasi warna pink dan “Sang arjuna” memakai pakaian berwarna biru. Seiring
dengan kian meriahnya perayaan Valentine’s Day, muncul pula kelompok-kelompok
yang mengkritisinya.
Pada masa itu, para pengkritisi Valentine’s
Day biasanya berasal dari aktivis masjid, baik yang ada di sekolah menengah
atau perguruan tinggi, yang ada pada tahun 1980-an juga mulai maraknya dengan
acara-acara pengkajian keislamannya. Salah satu media yang paling dipakai para
pengkritisi Hari Valentine adalah majalah dinding yang terdapat di sekolah
menengah atau perguruan tinggi. Isinya pun beragam tetapi umumnya berupaya
menjelaskan bahwa Hari Valentine adalah hari untuk memperingati kematian Santo
Valentine, sebab itu umat Islam tidak dibenarkan untuk ikut-ikutan
merayakannya. Ada yang setuju dan
ada pula yang tetap mengikuti Hari Valentine.
Seperti peristiwa yang terjadi pada hari
Sabtu siang, 14 Februari 2004. Saat jutaan remaja di seluruh dunia tengah
bersiap menyambut datangnya malam Valentine’s Day, puluhan remaja SLTP dan SLTA
kota Sumedang, Jawa Barat, malah melakukan aksi unjuk rasa menentang perayaan
hari kasih sayang tersebut. Dalam aksinya, mereka melakukan long march 500 meter dari Alun-alun kota
menuju Taman Telur Seraya membawa sejumlah poster, para pelajar yang tergabung
dalam “Forum Aksi Keprihatinan Valentine’s Day “ itu membagi-bagikan selebaran
yang berisi imbauan agar masyarakat tidak latah dengan perayaan yang mereka
sebut sebagai budaya sampah itu (Rizki, 2005).
F.
HUKUM
MERAYAKAN VALENTINE DAY
Tidak boleh merayakan Valentine’s Day
karena hari raya itu adalah hari raya bid’ah, tidak ada dasarnya dalam
syari’at. Dan akan menimbulkan kecengangan dan kecemburuan. Dan akan
menyebabkan sibuknya hati dengan perkara-perkara bodoh yang bertolak belakang
dengan tuntunan para salaf , karena itu, pada hari tersebut tidak boleh ada
simbol-simbol perayaan, baik berupa makanan, minuman, pakaian, saling memberi
hadiah, ataupun lainnya :
Dan pada pendahulu umat Islam hanya ada dua, yaitu Idul Fithri
dan Idul Adha (Aziz, 2003 : 461-462)
لِكُلِّ
أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا
هُمْ نَاسِكُوهُ
“Bagi tiap-tiap umat telah kami tetapkan syari’at tertentu
yang mereka lakukan ……….. (Al – Hajj : 67).
Hal ini sebagaimana halnya arah kiblat,
shalat dan puasa. Oleh karenanya, tidak ada bedanya antara mengikuti hari raya
mereka dan mengikuti seluruh jalan (manhaj) mereka. Menyetujui seluruh hari
raya mereka sama halnya dengan menyetujui kekufuran mereka. Dan karena
Valentine’s Day berasal dari masa Romawi dan bukan Islam, berarti perayaan ini
termasuk ciri khusus agama Kristen. Bila orang Kristen dan Yahudi memiliki hari
raya maka hari raya tersebut khusus untuk mereka, seorang muslim tidak boleh
mengikuti syari’at mereka. Merayakan tasyabbuh (menyerupai) orang-orang paganis
bangsa Romawi. Hal ini dilakukan juga oleh orang Kristen, maksud dari Valentine
Day pada zaman sekarang ini adalah menebarkan rasa cinta kepada seluruh manusia
baik yang mukmin maupun kafir. Padahal, mencintai dan menyayangi orang kafir
adalah haram.
Kecintaan dan kasih sayang yang dimaksudkan
di dalam Valentine Day adalah kecintaan yang bersifat isq (cinta buta) dan
gharam (cinta penuh nafsu), yang diluar batas hubungan suami istri (Al –
Munajjid, 2009 : 144-149).
G.
SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP VALENTINE DAY
Diantara fenomena yang dapat disaksikan
kaum muslimin pada hari raya ini adalah :
1.
Setiap pelajar putri bersepakat dengan
seorang sahabat yang dicintainya untuk mengikatkan sebuah pita berwarna merah
pada pergelangan tangan kiri.
2.
Mengenakan busana serba merah muda
seperti blus, jepit rambut, sepatu, dan sebagainya.
3.
Balon-balon merah yang bertuliskan “I
Love You.” Biasanya, balon-balon tersebut dikeluarkan pada akhir (jam)
pelajaran di sebuah halaman yang tidak terlihat para guru.
4.
Menuliskan nama-nama dan gambar hati pada
kedua tangan serta huruf pertama dari nama tersebut (inisial).
5.
Menaburkan bunga mawar merah (Al –
Munajjid, 2009 : 156).
Disini juga akan dijelaskan bagaimana
seorang muslim menyikapi hari Valentine.
Pertama : Tidak merayakan hari raya ini
atau ikut merayakan dengan orang-orang yang merayakannya karena adanya
dalil-dalil yang menunjukkan keharaman tentang merayakan hari raya orang kafir
ini.
Al- Hafizh Adz – Dzahabi berkata, “Bila
orang Kristen dan Yahudi memiliki hari raya maka hari raya tersebut dikhususkan
untuk mereka saja. Seorang muslim tidak boleh ikut serta dengan mereka
sebagaimana ia juga tidak boleh ikut serta mereka dalam syari’at dan kiblat
mereka. Di samping itu, tasyabbuhnya akan membuat orang kafir senang dan
menambah kecintaan orang beriman kepada orang kafir.
Kedua : Tidak membantu orang-orang kafir
dalam merayakan hari raya mereka sebab ini adalah salah satu syi’ar kekafiran.
Membantu dan membenarkan (menyetujui) mereka atas hari raya tersebut, sama
dengan membantu kemenangan, ketinggian, serta stabilitas kekafiran. Sementara
itu, seorang yang muslim menyetujui kekafiran serta membantu kemenangan dan
ketinggiaannya.
Ketiga : Tidak membantu kaum muslimin yang
ikut merayakan hari raya tersebut. Seorang muslim wajib mengingkari mereka,
karena kaum muslimin yang merayakan hari raya orang-orang kafir merupakan
bentuk kemungkaran yang wajib diingkari.
Akhirnya dapat kita ambil kesimpulan dari
penjelasan di atas bahwa sikap seorang muslim terhadap Valentine Day
diantaranya :
1.
Tidak merayakannya.
2.
Tidak membantu orang lain merayakannuya.
3.
Tidak memberi ucapan selamat.
4.
Menjelaskan kepada kaum muslimin tentang
haramnya merayakan Valentine. (Al – Munajjid, 2009 : 153 – 159).
H.
VALENTINE DAY KENAPA HARUS DIRIBUTKAN?
Tidak ada didunia ini kematian seseorang
diperingati dengan begitu massal dan massif seperti halnya kematian Santo
Valentine yang diyakini terjadi pada tanggal 14 Februari. Hari kematiannya
kemudian diperingati sebagai Hari Valentine, suatu hari dimana orang-orang
menyatakan rasa cinta atau kasih sayang kepada orang-orang yang diinginkannya. Para
lelaki dan perempuan yang ingin menyatakan cintanya mengirim kartu atau hadiah
kepada orang yang dituju dengan kalimat, Be My Valentine, “kalimat ini sama
artinya dengan ucapan, jadilah kekasihku.”Benarkah demikian?
Ken Sweiger mengatakan juga bahwa kata
“Valentine” berasal dari bahasa latin yang mempunyai persamaan dengan arti :
“Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya
pada zaman Romawi kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang
Romawi.
Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika
seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be My Valentine?” ,
maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu
perbuatan yang dimurkai tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang
menjadi “Sang Maha Kuasa dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan
kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Jika memang begitu adanya, mengapa hari
Valentine begitu mengundang kontroversial dan polemik. Bukan saja di
negeri-negeri muslim, tapi juga di negeri-negeri yang bukan muslim. Bahkan
sejumlah agama Kristen sendiri ada juga yang menyerukan umatnya agar tidak
ikut-ikutan merayakan Valentine Day. Hal ini tentu tidak datang dengan
sendirinya. Ada sesuatu di balik
Hari Valentine yang membuat semua orang cemas dan mengharapkan budaya ini tidak
menjadi budaya dunia. Namun walau begitu, masih banyak juga yang tidak peduli
dan tetap memperingati atau merayakan hari raya ini.
Salah satu negeri dimana Hari Valentine
benar-benar diperalat untuk kepentingan bisnis adalah apa yang terjadi di
Jepang. Di negeri matahari terbit itu, para pengusaha dengan gencar berusaha
menanamkan pengaruhnya bahwa di hari Valentine, para perempuan diharuskan
memberi permen coklat atau coklat batangan kepada para pria yang disukainya.
Tentukan dengan embel-embel, semakin mahal coklat yang diberikan maka semakin
spesial arti pria yang diberikannya, namun hal ini tidaklah dilakukan secara
sukarela, melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja
di kantor-kantor. Mereka memberi coklat kepada para teman kerja pria mereka,
kadangkala dengan biaya amat besar. Coklat ini disebut sebagai giri-choco dari
kata giri (kewajiban) dan choco, singkatan chokoreeto, yang berarti coklat.
Seperti di Jepang, selain Hari
Valentine, Taiwan
juga mengenal Hari putih. Namun Taiwan
tidak berhenti disini, mereka juga memperingati satu hari raya yang mirip
dengan Hari Valentine dan Hari Putih dipandang dari arti dan fungsinya. Namanya
adalah “Hari Raya Anak Perempuan” atau Qi Qiao Jie. Hari ini diselenggarakan
pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut tarikh kalender Tionghoa. Menurut kalender
Gregorian tahun 2005, jatuh pada tanggal 11 Agustus 2005. (Rizki, 2005).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi, saudaraku, ini adalah suatu
kelalaian, padahal sekali lagi, perayaan ini adalah acara ritual agama lain.
Hadiah yang diberikan pun sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik,
namun bisa dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi
Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya
hidup mereka.
Dan dari pembahasan ini telah terbukti
bahwa mengikuti hari valentine ini tidak diperbolehkan dalam Islam ini adalah
perbuatan bid’ah dan termasuk juga tasyabbuh dan hari Valentine ini adalah hari
yang mengikuti hari rayanya orang kafir maka ia termasuk dari golongan
mereka.
B.
Saran
Alhamdulillah, dengan izin Allah, selesai
sudah pembahasan makalah ini. Semoga dengan pembahasan ini dapat menjawab
kekeliruan yang telah dilakukan oleh banyak manusia. Disini penulis juga
meminta para pembaca sekalian kritik dan sarannya dan penulis meminta maaf
apabila ada perkataan-perkataan yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Munajjid, Muhammad bin Shalih. 2009.
Cet.I. Sunnah dan Bid’ah Tahunan.
Andi Wicaksono, ed. Solo : PT. Aqwam Media Profetika.
Bin Baz, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah.
2010.Cet.VI. Fatwa-Fatwa Terkini 2. Jakarta
: Darul Haq.
Jauhara, Adzka. Februari 2007. Al-Munajjid : 20-21.
Ridyasmara, Rizki. 2005. Cet IV. Valentine’s Day, Natal, Happy New Year, April Mop, dan Hallowen So
What? Jakarta : Pustaka Al –
Kautsar.
Yayasan Al-Sofwa.2010. Cet VI. Ada Apa dengan Valentine’s Day ? Jakarta
. www.alsofwah.or.id.10.00/09/09/2011.
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al –
Qur’an. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Jakarta : CV Darus Sunnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Beri Komentar demi perkembangan blog ini....
Terima kasih