WARALABA
(FRANCHISE)
Kurang lebih lima
tahun belakangan –bahkan lebih – dunia bisnis Indonesia
punya kegandrungan baru yakni semangat yang berlebihan terhadap bisnis berpola
franchise baik perusahaan lokal maupun asing. Dari hasil survey bahwa
perusahaan franchise lokal maupun asing yang cukup fenomal adalah pertumbuhan
outlet dibandingkan dengan masa operasi dijadikan sebagai tolok ukur untuk
mengukur kinerja tersebut yang tidak membedakan status legalnya. Dan hanya di
bagian lain laporan ini juga membedakan antara franchise lokal dan asing.
Kategorisasi ini digunakan untuk membantu mengarahkan calon pengusaha untuk
melihat status hukum sebuah perusahaan tersebut. Berbagai driver yang memacu
pertumbuhan sebuah perusahaan sehingga pola pengembangan franchisenya cukup
maju di Indonesia
sehingga layak dipertimbangkan untuk investasi.
A.
Definisi
Waralaba
- Waralaba adalah suatu sistem distribusi dimana pemilik bisnis yang semi mandiri membayar iuran dan loyalty kepada perusahaan induk untuk mendapatkan hak untuk menjual produk atau jasa dan seringkali menggunakan format dan sistem bisnisnya.
- Waralaba dapat didefinisikan sebagai persetujuan dimana perusahaan atau distributor tunggal dari produk yang mempunyai merek dagang memberikan hak eksklusif kepada perusahaan, distributor, atau pengecer independen dengan imbalan pembayaran loyalty dan menyesuaikan diri dengan prosedur operasi standar. (Masykur Wiratmo, 2001: 71).
- Waralaba adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan (pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan usaha (Suryana, 2003: 82)
Pemberi franchise (franchisor) adalah
perusahaan yang memberi lisensi.
Franchisee: perusahaan pemberi lisensi
(penyalur atau dealer)
B.
Jenis-jenis
Waralaba
- Waralaba nama dagang (trade name franchising)
Sebuah sistem waralaba dimana pembeli
waralaba membeli hak untuk menggunakan nama dagang penjual waralaba tanpa
mendistribusikan produk tertentu dengan nama penjual waralaba meliputi suatu
merek seperti true value hardware atau
western auto.
- Waralaba distribusi produk (product distribution franchising)
Sistem waralaba dimana penjual waralaba
memberikan hak kepada pembeli waralaba untuk menjual produknya dengan nama
dagang penjual waralaba melalui jaringan distribusi yang selektif dan terbatas.
Contoh: mobil (cherrolet, oldsmobile, chysler), minuman (coca cola, pepsi),
dsb.
- Waralaba murni (pure franchising)
Sistem waralaba dimana penjual waralaba
menjual kepada pembeli waralaba suatu format dan sistem bisnis yang lengkap.
Contoh: restoran, hotel, agen persewaan mobil, lembaga pendidikan dll.
C.
Keuntungan
dan Kelemahan Membeli Waralaba
- Keuntungan membeli waralaba
a. Dukungan dan pelatihan manajemen
b. Daya tarik merk
c. Program iklan nasional
d. Bantuan keuangan
e. Produk dan format bisnis yang sudah terbukti
f.
Kekuatan membeli terpusat
g. Perlindungan terotorial
h. Peluang berhasil lebih besar
- Kelemahan membeli waralaba
- Iuran waralaba dan pembagian keuntungan
- Sepenuhnya mengikuti operasi standar
- Batasan dalam pembelian
- Lini produk terbatas
- Program pelatihan yang tidak memuaskan
- Kejenuhan pasar
- Kurang kebebasan
Merintis usaha baru, membeli maupun
franchising masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan seperti pada tabel
berikut:
Bentuk
|
Kelebihan
|
Kelemahan
|
Merintis usaha
(starting)
|
·
Gagasan murni
·
Bebas beroperasi
·
Fleksibel dan mudah pengaturan
|
·
Pengakuan mana kurang
·
Fasilitas inefisien
·
Penuh ketidakpastian
·
Persaingan kurang diketahui
|
Membeli perusahaan
(buying)
|
·
Kemungkinan sukses
·
Lokasi sudah cocok
·
Karyawan dan pemasok biasanya
sudah mantap
·
Sudah siap operasi
|
·
Perusahaan yang dijual biasanya
lemah
·
Peralatan tidak efisien
·
mahal
·
sulit inovasi
|
Kerjasama manajemen
(franchising)
|
·
Mendapat pengalaman dalam logo,
nama, metode teknik produksi, pelatihan, teknik, bantuan modal
|
·
Tidak mandiri
·
Kreativitas tidak berkembang
·
Menjadi inter dependen,
terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor
|
D.
Risiko
Investasi Dalam Usaha Waralaba
Langkah-langkah yang bisa
diambil untuk menurunkan atau meminimisasi risiko investasi dalam waralaba:
- Melakukan evaluasi diri
Bahwa memasuki usaha waralaba (franchise)
adalah tepat bagi dirinya.
- Meneliti franchise
Dalam mengevaluasi usaha franchise harus
memutuskan mana yang paling tepat. Adapun faktor yang harus dinilai sebelum
membuat keputusan akhir adalah:
a. Usaha franchise yang mapan dan belum mapan
b. Stabilitas finansial dari usaha franchise
c. Pasar potensial bagi usaha franchise
d. Keuntungan potensial bagi franchise baru
Kecenderungan yang membentuk waralaba:
- Peluang internasional
- Lokasi yang kecil dan non tradisional
Yang didasarkan pada prinsip pemasaran jemput
bola (intercept marketing) adalah prinsip yang membuka waralaba langsung di
jalur pelanggan potensial dimanapun mereka berada.
- Waralaba konversi
Suatu kecenderungan waralaba dimana pemilik
bisnis mandiri menjadi pembeli waralaba untuk mendapatkan keuntungan dari nama
yang sudah terkenal.
- Waralaba unit ganda
Suatu metode waralaba dimana pembeli waralaba
membuka lebih dari satu unit dalam suatu daerah yang luas dalam jangka waktu
tertentu.
- Waralaba utama
Suatu metode waralaba yang memberi hak kepada
pembeli waralaba untuk mengembangkan waralaba madya dalam daerah geografi yang
luas atau kadang-kadang dalam keseluruhan negara.
- Waralaba saling dukung/waralaba kombinasi
Suatu metode waralaba dimana dua atau lebih
penjual waralaba bekerjasama untuk menjual atau jasa yang saling melengkapi di
bawah satu atap.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Mandiri, Peluang Usaha dan
Solusinya: Pengusaha. Majalah. No. 43/27 Oktober 26 November 2004. Hal. 16-17
Anwar, Rudianto, 1997. Cepat dan Tepat
Taruhannya. Warta Ekonomi No. 14/TH.IX/25 Agustus 1997.
hal 80.
Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Edisi Revisi. Jakarta: Salemba
Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Beri Komentar demi perkembangan blog ini....
Terima kasih