SELAMAT DATANG

Selamat Datang di http://widodoalgani.blogspot.com
Semoga Bermanfaat.
Mohon tinggalkan komentar.

Selasa, 15 November 2011

FRANCHISE


WARALABA
(FRANCHISE)

Kurang lebih lima tahun belakangan –bahkan lebih – dunia bisnis Indonesia punya kegandrungan baru yakni semangat yang berlebihan terhadap bisnis berpola franchise baik perusahaan lokal maupun asing. Dari hasil survey bahwa perusahaan franchise lokal maupun asing yang cukup fenomal adalah pertumbuhan outlet dibandingkan dengan masa operasi dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja tersebut yang tidak membedakan status legalnya. Dan hanya di bagian lain laporan ini juga membedakan antara franchise lokal dan asing. Kategorisasi ini digunakan untuk membantu mengarahkan calon pengusaha untuk melihat status hukum sebuah perusahaan tersebut. Berbagai driver yang memacu pertumbuhan sebuah perusahaan sehingga pola pengembangan franchisenya cukup maju di Indonesia sehingga layak dipertimbangkan untuk investasi.

A.     Definisi Waralaba
  1. Waralaba adalah suatu sistem distribusi dimana pemilik bisnis yang semi mandiri membayar iuran dan loyalty kepada perusahaan induk untuk mendapatkan hak untuk menjual produk atau jasa dan seringkali menggunakan format dan sistem bisnisnya.
  2. Waralaba dapat didefinisikan sebagai persetujuan dimana perusahaan atau distributor tunggal dari produk yang mempunyai merek dagang memberikan hak eksklusif kepada perusahaan, distributor, atau pengecer independen dengan imbalan pembayaran loyalty dan menyesuaikan diri dengan prosedur operasi standar. (Masykur Wiratmo, 2001: 71).
  3. Waralaba adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum  antara suatu perusahaan (pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan usaha (Suryana, 2003: 82)
Pemberi franchise (franchisor) adalah perusahaan yang memberi lisensi.
Franchisee: perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer)
B.     Jenis-jenis Waralaba
  1. Waralaba nama dagang (trade name franchising)
Sebuah sistem waralaba dimana pembeli waralaba membeli hak untuk menggunakan nama dagang penjual waralaba tanpa mendistribusikan produk tertentu dengan nama penjual waralaba meliputi suatu merek seperti true value hardware atau western auto.
  1. Waralaba distribusi produk (product distribution franchising)
Sistem waralaba dimana penjual waralaba memberikan hak kepada pembeli waralaba untuk menjual produknya dengan nama dagang penjual waralaba melalui jaringan distribusi yang selektif dan terbatas. Contoh: mobil (cherrolet, oldsmobile, chysler), minuman (coca cola, pepsi), dsb.
  1. Waralaba murni (pure franchising)
Sistem waralaba dimana penjual waralaba menjual kepada pembeli waralaba suatu format dan sistem bisnis yang lengkap. Contoh: restoran, hotel, agen persewaan mobil, lembaga pendidikan dll.

C.     Keuntungan dan Kelemahan Membeli Waralaba
  1. Keuntungan membeli waralaba
a.       Dukungan dan pelatihan manajemen
b.      Daya tarik merk
c.       Program iklan nasional
d.      Bantuan keuangan
e.       Produk dan format bisnis yang sudah terbukti
f.        Kekuatan membeli terpusat
g.       Perlindungan terotorial
h.       Peluang berhasil lebih besar
  1. Kelemahan membeli waralaba
    1. Iuran waralaba dan pembagian keuntungan
    2. Sepenuhnya mengikuti operasi standar
    3. Batasan dalam pembelian
    4. Lini produk terbatas
    5. Program pelatihan yang tidak memuaskan
    6. Kejenuhan pasar
    7. Kurang kebebasan
Merintis usaha baru, membeli maupun franchising masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan seperti pada tabel berikut:
Bentuk
Kelebihan
Kelemahan
Merintis usaha
(starting)
·     Gagasan murni
·     Bebas beroperasi
·     Fleksibel dan mudah pengaturan
·     Pengakuan mana kurang
·     Fasilitas inefisien
·     Penuh ketidakpastian
·     Persaingan kurang diketahui
Membeli perusahaan
(buying)
·     Kemungkinan sukses
·     Lokasi sudah cocok
·     Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
·     Sudah siap operasi
·     Perusahaan yang dijual biasanya lemah
·     Peralatan tidak efisien
·     mahal
·     sulit inovasi
Kerjasama manajemen
(franchising)
·     Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metode teknik produksi, pelatihan, teknik, bantuan modal
·     Tidak mandiri
·     Kreativitas tidak berkembang
·     Menjadi inter dependen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor




D.    Risiko Investasi Dalam Usaha Waralaba
Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menurunkan atau meminimisasi risiko investasi dalam waralaba:
  1. Melakukan evaluasi diri
Bahwa memasuki usaha waralaba (franchise) adalah tepat bagi dirinya.
  1. Meneliti franchise
Dalam mengevaluasi usaha franchise harus memutuskan mana yang paling tepat. Adapun faktor yang harus dinilai sebelum membuat keputusan akhir adalah:
a.       Usaha franchise yang mapan dan belum mapan
b.      Stabilitas finansial dari usaha franchise
c.       Pasar potensial bagi usaha franchise
d.      Keuntungan potensial bagi franchise baru
Kecenderungan yang membentuk waralaba:
  1. Peluang internasional
  2. Lokasi yang kecil dan non tradisional
Yang didasarkan pada prinsip pemasaran jemput bola (intercept marketing) adalah prinsip yang membuka waralaba langsung di jalur pelanggan potensial dimanapun mereka berada.
  1. Waralaba konversi
Suatu kecenderungan waralaba dimana pemilik bisnis mandiri menjadi pembeli waralaba untuk mendapatkan keuntungan dari nama yang sudah terkenal.
  1. Waralaba unit ganda
Suatu metode waralaba dimana pembeli waralaba membuka lebih dari satu unit dalam suatu daerah yang luas dalam jangka waktu tertentu.
  1. Waralaba utama
Suatu metode waralaba yang memberi hak kepada pembeli waralaba untuk mengembangkan waralaba madya dalam daerah geografi yang luas atau kadang-kadang dalam keseluruhan negara.


  1. Waralaba saling dukung/waralaba kombinasi

Suatu metode waralaba dimana dua atau lebih penjual waralaba bekerjasama untuk menjual atau jasa yang saling melengkapi di bawah satu atap.


DAFTAR PUSTAKA
Bank Mandiri, Peluang Usaha dan Solusinya: Pengusaha. Majalah. No. 43/27 Oktober 26 November 2004. Hal. 16-17
Anwar, Rudianto, 1997. Cepat dan Tepat Taruhannya. Warta Ekonomi No. 14/TH.IX/25 Agustus 1997. hal 80.
Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Beri Komentar demi perkembangan blog ini....
Terima kasih