SELAMAT DATANG

Selamat Datang di http://widodoalgani.blogspot.com
Semoga Bermanfaat.
Mohon tinggalkan komentar.

Selasa, 23 Agustus 2011

MENGUKUR KETENANGAN JIWA


MENGUKUR KETENANGAN JIWA

Segala puji bagi Allah atas berbagai macam nikmat yang Allah berikan. Shalawat dan salam atas suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para pengikutnya.
Untuk mencapai ke arah jiwa yang tenang, ia bukan suatu yang mudah dan bukan pula suatu yang mustahil. Untuk mendapatkannya ia perlu diusaha, dilatih bersungguh-sungguh secara berterusan dan aktif setiap hari melalui proses bimbingan dan panduan ke atas diri individu seperti membina sikap positif, sebagai contoh ”bertafakur“, seseorang memerlukan suasana yang tenang dan sunyi. Fikiran dikosongkan daripada peristiwa hidup. Senantiasa mengingati kuasa Tuhan. Tubuh badan berasa santai dan rehat secara fizikal dan emosional. Insya Allah jika diusahakan akan berjaya.
Selain dari pegangan dan amalan agama boleh membantu individu mendapatkan ketenangan. Agama memberi kekuatan iman dan keteguhan jiwa dengan adanya kepercayaan kepada kuasa dan pertolongan Tuhan. Dalam Islam sembahyang lima waktu dan sembahyang sunat boleh melegakan fikiran serta memberi harapan kepada individu berkenaan.
Wirid, berzikir, membaca Al-Quran boleh membantu menenangkan hati. Nikmat yang dapat dirasai melalui perkara-perkara tersebut ialah ketenangan batin dan ketenteraman jiwa. Pengalaman rohaniah ini membina kekuatan iman. Zikir mengajar individu supaya bertaqwa kepada Tuhan.
Firman Allah dalam surah Ar-Ra’du ayat 28
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Maksudnya:  ”Orang-orang yang beriman menjadi tenteram dengan mengingati Allah, ingatlah bahawa dengan mengingati Allah itu tenteramlah hati. “
Sebenarnya hati orang-orang yang beriman itu senang dan tenteram kerana selalu mengingati Allah diwaktu ditimpa malapetaka. Mereka ingat kepada Allah dan cepat insaf dan memeriksa kekhilafannya agar dapat diubahnya dimasa akan datang. Oleh sebab itu hilanglah dukacitanya berganti dengan gembira dan mengharapkan kurniaan Allah.
Begitu juga jika mereka mendapat anugerah (nikmat), mereka tidak sombong, malahan mengucapkan terima kasih kepada Allah. Sebab itu hati orang-orang yang beriman itu senang dan tenteram baik diwaktu susah ataupun gembira. Kesenangan hati itu ialah kebahagiaan yang sebenarnya. Sebab itu dalam Islam amat dipentingkan sekali menegakkan sembahyang lima kali sehari semalam kerana dalam sembahyang itulah kita mengingati Allah dan membersihkan jiwa. Nabi mengatakan bahawa sembahyang itu tempat ketenangan jiwanya dan kesenangan hatinya. Oleh yang demikian senanglah hati menghadapi segala kemungkinan dan kesulitan dalam masyarakat hidup di dunia ini.


Firman Allah dalam surah Al-Fajr ayat 27-30:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ إرْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي  وَادْخُلِي جَنَّتِي
Artinya: ”Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya, kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuasa hati (dengan segala nikmat yang diberikan), lagi diredhai (disisi Tuhanmu), serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku  yang berbahagia, dan masuklah ke dalam syurgaku. “
TOLAK UKUR KETENANGAN JIWA
1.     Ketenangan jiwa yang tidak tergoyahkan ( Istiqomqh)
Jadi muslim yang beristiqamah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun.
Istiqamah bukan hanya diperintahkan kepada manusia biasa saja, akan tetapi istiqamah ini juga diperintahkan kepada manusia-manusia besar sepanjang sejarah peradaban dunia, yaitu para Nabi dan Rasul. Perhatikan ayat berikut ini;
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya:    “Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
            (Q.S. Hud:112)

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ  أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:    “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S Al Ahqof :13-14).
2.     Tenang bila berdzikir kepada Alloh, SWT.
Kecemasan akan menjauhi orang yang selalu berdzikir karena merasakan Allah Swt selalu dekat dengan-Nya.”Ingatlah, dengan berdzikir kepada Allah hati akan tenang” (Q.S. 13:28). Dzikrullah akan membawa ketenangan batin karena ingat kepada Allah berarti ingat akan kekuasaan-Nya. Masalah seberat dan sebesar apa pun, sangat kecil dalam pandangan Allah. Orang yang berdzikir akan merasa malu pada Alloh sehingga tercegah untuk berbuat yang dapat membuat-Nya murka dan sebaliknya selalu berupaya melakukan amal saleh. Ia akan malu jika tidak shalat, tidak mengeluarkan zakat, tidak berpuasa, tidak naik haji padahal mampu, tidak berjuang membela agama Allah. Ia akan malu jika mengabaikan seruan Islam untuk berjihad, berinfak, bersedekah, berdakwah. Ia akan malu jika diam saja ketika banyak saudara seimannya yang menderita, dizhalimi musuh-musuh Allah.
Orang yang selalu dzikrullah di mana saja ia berada, dalam keadaan sendiri ataupun bersama orang lain, dan dalam kondisi apa saja, akan mendapat perlindungan-Nya. Sabda Nabi Saw,  “Orang yang bangun di pagi hari hanya dengan Allah di dalam pikirannya, maka Allah akan menjaganya di dunia ini dan di akhirat”.
3.     Terbebas dari rasa takut dan sedih
Manusia dalam hidupnya selalu merasa  takut dan sedih, oleh karena itu ia akan  ditimpa rasa gelisah, susah dan pesimis. Dimana jika dibiarkan berlarut-larut, bukan saja menimbulkan efek buruk bagi hati, lebih dari itu, ia akan membinasakan jasmani secara perlahan. Kelak manusia akan menghadapi siatuasi yang kacau balau saat-saat menghadapi hari perhitungan (yaum al hisab), ketika amal manusia ditimbang (mizan), saat nasib manusia ditentukan masuk surga atau neraka. Hanya Dia yang bisa memberi rasa aman. Pada saat itu hanya hamba-Nya yang mukmin saja yang akan mendapatkan rasa aman.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih. Bergembiralah kamu (dengan memperoleh) surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu. Kami pelindung-pelindung pada kehidupan di dunia dan akhirat. Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta." (QS. Fushshilat: 30-31).


Klik aku di sini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Beri Komentar demi perkembangan blog ini....
Terima kasih